Wednesday, June 20, 2007

Memey, 13 tahun lagi...


Kejadiannya di RS Cinere, beberapa hari yang lalu (lupa persisnya...)


'Anak-anak dibawah 12 Tahun dilarang masuk!'

Peringatan itu jelas tertulis di kaca pintu masuk menuju ruang perawatan Mawar. Sore itu aku dan my little princess Memey mengunjungi Puput, keponakanku yang tengah dirawat karena kecelakaan. Jadilah aku harus meninggalkan Memey sendirian di ruang tunggu, ditemani petugas satpam. Untung dia nggak rewel apalagi nangis.

Nggak lama kemudian aku keluar dan menyaksikan my little princess lagi duduk manis di anak tangga. Tanpa sadar pikiranku melayang. Bulan Mei tahun ini, my little princess persis 4 tahun. My God, waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin aku menimangnya, menyaksikannya tidur di box yang sebentar saja terasa kekecilan, mengganti dan memakaikan popok, gurita dan membedongnya tiap kali Memey 'ee, pipis or mandi.. (suer, aku nggak pernah ketinggalan memakaikan gurita, popok dan 'membedong' semua anak2ku sejak mereka lahir.. at least sampe Bony bebas dari rasa sakit sehabis melahirkan). Rasanya baru kemarin dia berjalan tertatih-tatih jatuh bangun.. Sekarang sudah besar dia.

Lalu pikiranku terus menerawang membayangkan seperti apa rupanya kelak nanti ketika ia tumbuh menjadi seorang putri remaja yang berusia 17 tahun, atau nanti 20 tahun, atau ketika ia akhirnya menikah nanti di usia-usia ideal.. sekitar 25 tahun.. Itu berarti setidaknya 13 tahun lagi. Aku harap, aku bisa terus menyaksikannya tumbuh, menemaninya melewati saat-saat penting dalam hidupnya.. Ah, pantas saja seorang pujangga memiliki keinginan 'aku ingin hidup seribu tahun lagi...'. Barangkali perasaan seperti yang aku rasakan saat inilah yang mendorongnya menuliskan kalimat puitis seperti itu..

Sambil menerawang, rupanya tanpa sadar aku menatap Memey dengan pandanganku yang seolah kosong dan jauh.

"Papa, papa kok liatin Memey?" pertanyaannya menyadarkanku. Tatapan dan seluruh kesadaranku seketika mampir di wajah dan bolamatanya yang bulat dan jernih. Aku tersenyum menyaksikan wajah polosnya yang lucu.

"Papa tadi sedang mikirin Memey.."

"Mikirin Memey kenapa?"

"Hmm, apa ya... Papa barusan doa, ding.. Berdoa biar Memey cepet gede. Habis, kesian 'kan.. Memey nggak boleh masuk?"

"Iya.. Memey 'kan mau liat ka Puput.. Masa Memey ga boleh masuk," mukanya cemberut.

"Makanya Memey cepet gede, ya.. Biar besok-besok kalo mbesuk boleh masuk sama susternya.."

"Iya, Memey mau minum susu yang banyak deh besok, biar tingginya nanti seginiiii..." tangannya bergerak dari bawah ke atas.

Ah, Memey.. Cepat sekali kamu besar.

Hari itu aku menggumamkan sebaris doa..

Ya, Allah.. Ijinkan aku menyaksikannya tumbuh dan tumbuh, menjadi gadis dewasa yang saleh. Menjadi anak yang baik. Patuh kepada kami, dan berguna bagi orang-orang disekitarnya...

Tuesday, January 30, 2007

I miss you, Bon

30 Jan 2007


My Dear Love,

Begitu banyak yang ingin kuceritakan padamu tentang kita. Tentang perasaanku yang sesungguhnya –jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, saat ini. Betapa aku rindu kamu. Aku tahu beberapa waktu belakangan ini kita kurang memiliki kedekatan, secara emosi. Meski secara fisik kita selalu bersama, namun seperti ada sesuatu yang memisahkan kita. Aku sadar ada sesuatu yang hilang diantara kita.

Harus kuakui akhir-akhir ini kita bisa menghitung berapa kali kita berpelukan dalam sehari. Pelukan yang biasanya kita lakukan ketika kita saling ingin mengungkapkan betapa kita saling mencintai, kini pun lebih seperti pelukan diantara orang yang saling kehilangan. Ada makna yang berubah dalam pelukan kita. Aku selalu merasakan hal itu, bahwa kamu kehilangan aku, tiap kali kamu memelukku. Dan aku merasakan kepedihan, tiap kali memelukmu. Aku juga merasa kehilangan kamu, Bon.

Mungkin akhir-akhir ini kita bisa menghitung berapa kali kita berciuman, dalam sehari. Tak seperti beberapa waktu lalu ketika tak mampu lagi mengingat berapa kali kita mengalirkan rasa sayang dan cinta yang kita miliki lewat ciuman panjang dan bertubi-tubi, karena terlalu seringnya kita melakukannya, hampir di setiap kesempatan yang ada, bukan lagi dalam hitungan hari. Ya, aku merasakan itu. Maafkan aku baru menyadarinya saat ini.

Tiap kali memikirkanmu, aku seperti dihantui rasa bersalah. Tiap kali menatapmu, aku seperti melihat seseorang yang kini telah berubah. Kamu bukan lagi seseorang yang apa adanya kamu, melainkan menjadi seseorang yang seperti apa yang kumau. Sosok yang kuinginkan. Seharusnya aku senang. Tapi perubahan itu kini membuatku merasa sangat bersalah. Kamu memang kini jauh berbeda. Kamu lebih cantik. Namun semua itu menyebabkan kamu tersiksa. Dan mengingat itu semua membuatku merasakan kepedihan, betapa aku sangat egois dan selalu mementingkan diri sendiri. Betapa aku tanpa sadar seringkali menyakitimu. Padahal itu sesuatu yang amat sangat ingin kuhindari.

Bony my love,

Aku tidak tahu kenapa aku merasakan hal seperti ini, tapi sejujurnya aku merasakan kesepian mendekapku akhir-akhir ini. Entah apa yang sedang terjadi padaku, pada kita. Yang kutahu aku tak memiliki siapapun selain kamu. Tidak, tak ada orang lain.. Tak ada yang kusembunyikan, jika kamu mengkhawatirkan soal itu. Yang ada hanya, begitu banyak hal yang tak mampu kepahami tentang apa yang kujalani selama ini. Tentang apa yang kuinginkan dalam hidup ini. Tentang begitu banyak beban yang menggayuti, yang tak bisa kuuraikan satu persatu. Karena aku tak ingin membebani pikiranmu.

Sejujurnya aku rindu sekali.. Rindu membenamkan wajahku di kehangatan pelukanmu. Ada sosok kekanakan dalam diriku yang kini merintih merindukan dekapanmu.. Aku tahu aku sangat membutuhkanmu.. menginginkanmu. Karena hanya di dirimu aku bisa memperoleh semua itu, sesuatu yang nyaman dan damai. Sesuatu yang mampu meluluhkan semua keresahan yang ada dalam jiwaku. Sesuatu yang menenangkan jiwaku.

Aku merindukanmu...
Aku mencintaimu...


-Ponk-